MAKALAH SOSIOLOGI
komunikasi massa
komunikasi massa
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menambah pemahaman kita tentang sosiologi atau ilmu
masyarakat tidak ada salahnya kita coba telaah definisi sosiologi menurut
beberapa pakar, seperti :
P. Sorokin, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari :
hubungan dan pengaruh timbal-balik dari aneka gejala-gejala sosial, gejala
sosial dengan gejala non-sosial dan mempelajari ciri-ciri umum jenis-jenis
gejala sosial.
Roucek and Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok.
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, sosiologi
atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah (norma) sosial, lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta
lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik pelbagai
segi kehidupan bersama, misal pengaruh timbal balik antara segi kehidupan
ekonomi dan segi kehidupan politik.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bertujuan untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum, prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum
dari interaksi antarmanusia juga perihal hakikat, bentuk, isi dan struktur dari
masyarakat manusia. Obyek dari sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari
sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia
dalam masyarakat.dalam hal ini kami ketengahkan sesuatu yang berhubungan dengan
sosiologi yang antara lain Komunikasi Massa.dalam sub subnya kami kupas pokok
pembahasan yaitu tentang :
1.Definisi 2.ciri
ciri Komunikasi Massa
3.efek
dan fungsi Komunikasi Massa
4.unsur unsur dalam Komunikasi
5.karakteristik
Komunikasi Massa
6.karakteristik Komunikasi Massa
BAB II
PEMBAHASAN
A . Definisi
Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan,
ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna
mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.
Hakekat komunikasi menurut Effendi (1993 : 28) adalah proses
pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakan adalah pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurannya. Selanjutnya komunikasi diberi batasan sebagai penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan, sedang pesan terdiri dari dua aspek, aspek
pertama aspek isi berupa pikiran dan perasaan sedang aspek kedua yakni lambang
berupa bahasa verbal dan non verbal.
Devito (1997 :
23) memberikan definisi komunikasi yang mengacu pada tindakan, oleh satu orang
atau lebih, yang mengirim da menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan
(noise), terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Massa : Suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualisme
. Dalam khazanah ilmu pengetahuan sosial
kata massa mengandung makna positif dan negatif, positifnya (dalam tradisi
sosialis) mengandung konotasi kekuatan dan solidaritas dikalangan para pekerja
biasa. Kekuatan dan solidaritas dimunculkan untuk mencapai tujuan kolektif,
dalam konteks kuantitas ‘gerakan massa’, ‘dukungan massa’, ‘aksi massa’ dan
lain-lain. Makna negatifnya berasal dari pemakaian kata kerumunan atau mob,
orang banyak, khususnya dalam pengertian sejumlah orang yang tak teratur dan
cenderung anarkis.
Terlepas pada makna di atas, komunikasi massa
dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produk massal yang
terjangkau oleh khalayak dalam jumlah besar. Massa banyak dipakai para sosiolog
khususnya berkaitan dengan khalayak media.
Massa mencakup beberapa unsur seperti khalayak radio, TV, dan
sinema. Massa sangat besar, sering kali lebih besar dari kelompok, kerumunan
dan publik. Anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal,
heterogen dan berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Massa
kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, komposisi selalu berubah,
tidak bertindak atas kehendak sendiri, tapi disetir untuk melakukan suatu tindakanKomunikasi
Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating
with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan
sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi
massa.
Komunikasi massa
adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).Komunikasi
Massa secara sederhana dimaknai sebagai komunikasi menggunakan media massa, dan
hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi
massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar.Pengertian
Komunikasi Massa menurut Rakhmat : diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui
media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat.Sifat Bentuk Komunikasi Massa : sebagai komunikasi yang
umum, cepat dan selintas.
Unsur
unsur penting dalam komunikasi masa adalah:
1.Komunikator
2.Media Massa
3.Informasi{pesan }
4.Gatekeeper[ penyeleksi .informasi
5.Halayak [publik]
6.Umpan balik pada awalnya Umpan balik bersifat tertunda namun
dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi maka komunikasi interaktif
dapat di lakukan secara langsung melalui
media massa.
B . Ciri-ciri
komunikasi massa
1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6.
Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling
memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan
(pemirsanya) tidak bersifat
Karakteristik
Komunikasi Massa
Onong Uchyana Effendy menjelaskan Karakteristik Komunikasi Massa sebagai berikut :
1.
Bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah
terbuka bagi umum. Benda-benda tercetak, radio, film dan televisi apabila
digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup
tidak dapat dikatakan komunikasi massa
2 . Bersifat
heterogen
Massa dalam komunikasi massa terjadi dari
orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam
kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari
berbagai stratifikasi masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis. Oleh karena itu, mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar
hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
3.
Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud dengan keserempakan ialah
keserempakan kontakdengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator,
dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah.
4.
Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi. Sifat non pribadi ini
timbul disebabkan dari teknologi penyebaran yang masal dan sebagaian lagi
disebabkan syarat-syarat bagi peran komunikator yang bersifat umum.
McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari
segi:
1. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi
formal, “sender”-nya seringkali merupakan komunikator profesional.
2. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan
diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak; merupakan produk dan komoditi
yang bernilai tukar.
3. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah,
impersonal, bahkan mungkin selali sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
5. Mencakup kontak secara serentak antara satu
pengirim dengan banyak penerima.
Karakteristik Media Massa:
1.
Publisitas, yakni disebarluaskan kepada
publik, khalayak, atau orang banyak.
2.
Universalitas, pesannya bersifat umum,
tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga
menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak
(masyarakat umum).
3.
Periodisitas, tetap atau berkala,
misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
4.
Kontinuitas,
berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal
terbit.
5.
Aktualitas,
berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips
baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi
kepada publik.
C . Efek
komunikasi masa
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan
menjadi tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan
kebudayaan.
Efek
komunikasi masa terhadap individ
Menurut
Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1.
Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh:
dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
2.
Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang
dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki
pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
3.
Efek penjadwalan kegiatan
4.
Efek penyaluran/ penghilang perasaan
5.
Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut
Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
1.
conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan
yang tidak diinginkan.
2.
memperlancar atau malah mencegah perubahan
3.
memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
Efek
komunikasi masa terhadap masyarakat dan kebudayaan
D . Teori-teori komunikasi massa
1.
Hypodermic needle theory
2.
Cultivation theory
3.
Cultural imperalism theory
4.
Media equation theory
5.
Spiral silence theory
6.
Technological determinism theory
7.
Uses and gratification theory
8.
Agenda setting theory
9.
Media critical theory
FUNGSI KOMUNIKASI
MASSA (MT KOMASSA 2)
Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan
fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948)
yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai
berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat
dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi
pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang
obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan
sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Fungsi korelasi
sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang
menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu
pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi
sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke
generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. McQuail
menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
1. Informasi
• Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia.
• Menunjukkan
hubungan kekuasaan.
• Memudahkan
inovasi, adaptasi, dan kemajuan
3.
Korelasi
• Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi.
• Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
• Melakukan sosialisasi.
• Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
• Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan
• Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan
khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
• Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4.
Hiburan
• Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
• Meredakan ketegangan sosial.
5. Mobilisasi
•
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang
agama.
Sedangkan
fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:
1.
Informasi
• Mencari
berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat,
masyarakat dan dunia.
• Mencari
bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan
dengan penentuan pilihan.
• Memuaskan
rasa ingin tahu dan minat minum.
• Belajar,
pendidikan diri sendiri.
• Memperoleh
rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitas pribadi
• Menemukan
penunjang nilai-nilai pribadi.
• Menemukan
model perilaku.
• Mengidentifikasikan
diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
• Meningkatkan
pemahamna tentang diri-sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial
• Memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.
• Mengidentifikasikan
diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
• Menemukan
bahan percakapan dan interkasi sosial.
• Memperoleh
teman selain dari manusia.
• Membantu
menjalankan peran sosial.
• Memungkinkan
seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluarga, teman, dan masyarakat.
4. Hiburan
• Melepaskan
diri atau terpisah dari permasalahan.
• Bersantai.
• Memperoleh
kenikmatan jiwa dan estetis.
• Mengisi
waktu. Penyaluran emosi.
• Membangkitkan
gairah seks.
Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut:
Kita ambil contoh pemberitaan
tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media
elektrolit maupun media cetak. Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi
pengawasan sosial, seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah
agar konflik tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau
kelompok-kelompok yang bertikai, menurut fungsi kaorelasi sosial, seharusnya
dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini
berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak
yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat
baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat bawah,
perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi
kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat
segera berakhir karena yang akan menjadi nkorban adalah masyarakat. Sementara
itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama
yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini
adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan
disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan
pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk
tindakan kekerasan.
Sebagai
ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick,
fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi
pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya
mempunyai kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan
fungsi hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi
komunikasi massanya Lasswell, seperti definisi fungsi komunikasi massa
“lanjutan”nya Wright atau yang lainnya.
Sifat melengkapi dengan
lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi
massa dalam dua kategoris: a. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat; dan b.
fungsi komunikasi massa untuk individu.
Aktifitas Pokok Kom. Massa : (Harold Lasswell),
fungsinya :
1. Pengawasan lingkungan
2.
Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
3.Transmisi
warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya
4.Hiburan (ini tambahan dari Wright)
Semua urutan fungsi bertalian dengan : pemberian informasi,
pemberian komentar atau intepretasi yang membantu pemahaman makna penggalan
informasi dan juga pembentukan konsensus, ekspresi nilai-nilai dan simbol
budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan
masyarakat.
Bagaimana dengan tujuan media dalam masyarakat : (McQuail)
1.
Fungsi media massa bagi masyarakat
a.
Informasi
- menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia
- menunjukan huibungan kekuasaan
- memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan
b.
Korelasi
- menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi
- menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
- melakukan sosialisasi
- mengkoordinasi beberapa kegiatan
- membentuk kesepakatan
- menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif
c.
Kesinambungan
- mengekspresikan
budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (sub culture) serta
perkembangan budaya baru
d.
Hiburan
- menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi
- meredakan ketegangan sosial
e.
Mobilisasi
- mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadangkala juga bidang agama
Teori Pokok Sistem Komunikasi Massa :
1.
Soviet Communist, dimana media massa memperoleh mandat yang jelas dan eksplisit
dari partai dan pemerintah sebagai tujuan pokok mereka. Media dipercaya utnuk
membawakan teori dan kebijaksanaan komunis kepada massa, menekankan dukungan
pada partai dan pemerintah, dan meningkatkan tingkat budaya masyarakat. Untuk
mencapai ini partai dan pemerintah menggunkan kontrol yang keras.
2.
Libertarian, menekankan kebebasan media dari kontrol pemerintah, meskipun ada
aturan, pembatasan dan tindakan pemerintah
3.
Social Responsbility, menekankan tanggung jawab moral dan sosial orang-orang atau
lembaga yang menjalankan media massa, antara lain untuk memberikan informasi
dan diskusi kepada publik tentang masalah-masalah sosial yang penting dan
menghindari aktifitas yang merugikan masyarakat.
4.
Authoritarian, menekankan semua media bergantung kepada pemerintah. Pengekangan
berbentuk metode dan sensor.
2.
Fungsi media massa bagi individu
a. Informasi
- mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, msayarakat dan dunia
- mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
- memuaskan
rasa ingin tahu dan minat umum
- belajar,
pendidikan diri sendiri
- memperoleh
rasa damai melalui penambahan pengetahuan
b.
Identitas Pribadi
- menemukan
penunjang nilai-nilai pribadi
- menemukan model
perilaku
- mengidentifisikan
diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
- meningkatkan
pemahaman tentang diri sendiri
c.
Integrasi dan Interaksi Sosial
- memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
- menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial
- mengidentifikasikan
diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
- memperoleh
teman selain dari manusia
- membantu
menjalankan peran sosial
- memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,
teman dan masyarakat
d.
Hiburan
- melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
- bersantai
- memperoleh kenikmatan jiwa
dan estetis
mengisi
waktu
- penyaluran emosi dan membangkitkan gairah seks
F . MASYARAKAT MASSA
Konsep
masyarakat massa menekankan pada ketergantungan timbal balik antar institusi
yang memegang dan iontegrasi media terhadap sumber kekuasan sosial dan
otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan pemegang
kekuasaan ekonomi. Orang cenderung diberikan pandangan tertentu kedudukannya di
dalam masyarakat, sarana untuk bersantai mengalihkan perhatian dari
persoalannya.
Teori masyarakat massa memberikan kedudukan yang terhormat pada
media sebagai penggerak dan pengaman masyarakat massa. Teori ini juga
mengunggulkan bahwa media menyuguhkan pandangan tentang dunia, semacam
pengganti atau lingkungan semu (pseudo-environment)
yang disatu pihak sebagai sarana yang ampuh untuk memanipulsi sesorang dan
dilain pihak sebagai alat bantu ketenangan psikis dalam kondisi yang sulit.
MASYARAKAT
INFORMASI
Masyarakat yang disebut sebagai tahap setelah
era industrialisasi atau yang lazim disebut masyarkat “pasca indutrial’
dinamakan sebagai masyarakat informasi. tahap masyarakat tersebut memang telah
berkali-kali digambarkan oleh para ahli yang berusaha menunjukan ciri-ciri
penting dari tahapan kehidupan tersebut dengan memperlihatkan perbedaannya
dengan tahap-tahap sebelumnya.
Masyarakat informasi menurut Rogers (1986) dirumuskan sebagai :
suatu bangsa dimana mayoritas angkatan kerja adalah terdiri dari para pekerja
informasi, dan dimana informasi merupakan elemen yang paling penting. Jadi
masyarakat informasi mencerminkan suatu perubahan yang tajam dari masyarakat
industrial dimana mayoritas tenaga kerja bekerja dalam pekerjaan manufakturing
seperti perakitan mobil dan produksi baja, dan yang merupakan elemen kunci
adalah energi. Kontras dengan itu, para pekerja individu pada masyarakat
informasi adalah mereka yang aktivitas utamanya memproduksi, mengolah atau
mendistribusikan informasi, dan memproduksi teknologi informasi.(Nasution, 1989
: 90)
Informasi merupakan energi bahan yang berpola (patterned matterenergy) yang mempengaruhi probabilitas yang
tersedia bagi seorang individu dalam pembuatan keputusan. Informasi tidak
memiliki eksistensi fisik secara sendiri dan hanya dapat diekspresikan dalam
bentuk material atau dalam bentuk energi seperti impuls atau gelombang
elektrik. (Nasution, 1989 : 90)
Istilah Jahoka Shakai atau masyarakat
informasi menunjukan sebuah kematangan yang dinyatakan bahwa kemakmuran dan
kebuayaan pasca industri sangat bergantung pada teknologi-teknologi informasi
(Ito, 1980). Masyarakat
seperti ini dibedakan dari setiap tahapan evolusi masyarakat sebelumnya. Pada
masyarakat seperti ini informasi sangat dihargai tinggi dan bahan mentah yang
mendasari kegiatan kegiatan ekonomi, industri, dan perkembangan sosial(Tanaka,
1978) dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1, 1993.
Dasar karya untuk “masyarakat informasi” telah
diletakan dengan baik pada awal tahun 1970-an, yang meningkatkan kepekaan
kalangan bisnis, intelektual, dan masyarakat Jepang terhadap nilai teknologi dan produk informasi sebagai jalan
yang paling tepat untuk mengambangkan masa depan. (Jhon Bowes, dalam Jurnal
Komunikasi Vol.1, 1993)
TEKNOLOGI DAN PERUBAHAN
SOSIAL
Dalam menghadapi kemajuan teknologi komunikasi ini,
melalui banyak forum dan media, telah dikemukakan berbagai pandangan para ahli,
ada yang menyambut perkembangan dengan penuh antusias tanpa reserve ada yang
menerimanya seraya berhati-hati terhadap dampak negatif yang mungkin
ditimbukannya.
Menurut Majid Tehranian (1982) dalam 25 tahun
terakhir ada tiga kekuatan yakni; kekuatan teknologis, sosio-ekonomi, dan
politik yang mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu, bahkan
suatu pandangan yang cukup realistik pun harus mempertimbangkannya, yaitu :
1.
Eksplosi teknologis yang bergerak cepat di lapangan komunikasi, dimana revolusi
dalam bidang satelit komunikasi dan teknik mikroprosessor mencerminkan dua
ilustrasi yang paling dramatis, yang mempunyai komunikasi dunia yang universal,
dan disesuaikan dengan keperluan pribadi atau personalized (Dordick et
al,1981).
Konvergensi dari enam teknologi yang masing-masing berkembang
secara agak terpisah yakni: percetakan, penyiaran, telekomunikasi titik ke
titik (point to point communication), komputer, satelit, dan mikroprosessor
menjadi suatu revolusi teknologi yang telah dicirikan sebagai revolusi industri
kedua.
2.
Di pihak lain, perangkat kekuatan kedua telah dibentuk oleh dorongan
demokratisasi dari suatu proses revolusioner sedunia yang bermula dari
dikenalnya media massa.
3.
Sementara media telah berfungsi sebagai saluran baik begi berlangsungnya
konflik ideologis sekaligus pembangkit konsensus sedunia, krisis dimensi
sedunia juga telah menyubangkan bagi tumbuhnya suatu “suku baru” (new tribe)
warga negara dan organisasi dunia yang melintasi batas-batas dan kesetiaan
nasional. (Nasution, 1989 : 7)
Jussawalla (1982) dalam analisanya mengenai
aspek ekonomis dari perkembangan teknologi komunikasi di abad ini, menilai
bahwa masyarakat modern saat ini sedang menempuh periode yang paling
mengasyikan (exciting) dalam sejarah kehidupannya, karena mengalami perubahan
teknologi yang besar dan cepa, yang memberikan komunikasi secara seketika
(instant). Dengan adanya
persambungan (interface) antara satelit dengan komputer, dan menyebarnya
telematique, maka negara-negara di seluruh dunia akan mendapatkan pertumbuhan
ekonomi mereka yang ditentukan oleh dan tergantung pada investasi yang
dilakukan di bidang teknologi komunikasi yang inovatif. Dalam 50 tahun ini,
peralatan pokok dalam industri manufacturing dianggap sebgai conditio sine qua
non pembangunan ekonomi, begitu pula pada 50 tahun mendatang, maka perangkat
keras dan lunak telekomunikasi akan merupakan penyumbang utama (mayor share)
bagi pertumbuhan pendapatan nasional. karena itu, di masa depan akses yang
merata kepada informasi merupakan masalah yang sama bermaknanya dengan
pemerataan pendapatan yang merata untuk masa kini(Nasution, 1989: 7).
BAB
III
PENUTUP
Dari apa yang telah di tuturkan di atas maka dapat
kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Komunikasi Massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berungsi di
masyarakat yang memiliki dua aspek yaitu : fungsi nyata sesuai apa yang di
inginkan dan fungsi tidak nyata yang tidak di inginkan .sehingga pada dasarnya
setiap fungsi sosial dalam masyarakat memiliki efek fungsionl dan disfungsional
Begitu pula dengan fungsi komunikasi media
masa sebagai aktivitas sosial masyarakat .sebenarnya
komunikasi masa bisa kita artikan dalam
dua cara yaitu
1. Komunikasi
oleh media.
2. Komunikasi untuk massa.
Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap
orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun
memilih-milih media.
sehingga media
masa bisa kita fungsikan untuk beberapa hal antara lain untuk ;
a.
Informasi
b. Kesinambungan
c . Hiburan
d . Mobilisasi
dll
1.
Soekanto, Soerjono. Pengantar sosiologi. Gramedia. Jakarta.
2.
Idem. Memperkenalkan sosiologi. CV Rajawali press. Jakarta.
3.
Jonhson, Doyle Paul. Teori sosiologi klasik dan modern. Jilid 2. PT
Gramedia pustaka utama. Jakarta
4.
Effendy, Onong U. Dinamika komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung.
5.
Idem. Komunikasi dalam teori dan praktik. Remaja rosdakarya.
Bandung.
6.
Idem. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Remaja rosdakarya.
Bandung.
7.
Lauer, Robert H. Perspektif tentang perubahan sosial. Bina aksara.
Jakarta.
8.
McQuail, Denis. Teori komunikasi massa. Erlangga. Jakarta.
9.
Wright, Charles R. Sosiologi komunikasi massa. Remaja rosdakarya.
Bandung
10.
Susanto, Phil Astrid. Komunikasi dalam teori dan praktik. Jilid 1.
Bina cipta. Jakarta.
11.
Rahmat, Jalaluddin. Psikologi komunikasi. Remaja rosdakarya.
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar