Jumat, 18 November 2011


MAKALAH SOSIOLOGI
komunikasi massa

BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menambah pemahaman kita tentang  sosiologi atau ilmu masyarakat tidak ada salahnya kita coba telaah definisi sosiologi menurut beberapa pakar, seperti :
P. Sorokin, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari : hubungan dan pengaruh timbal-balik dari aneka gejala-gejala sosial, gejala sosial dengan gejala non-sosial dan mempelajari ciri-ciri umum jenis-jenis gejala sosial.
Roucek and Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah (norma) sosial, lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik pelbagai segi kehidupan bersama, misal pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science)  dan bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum, prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi antarmanusia juga perihal hakikat, bentuk, isi dan struktur dari masyarakat manusia. Obyek dari sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.dalam hal ini kami ketengahkan sesuatu yang berhubungan dengan sosiologi yang antara lain Komunikasi Massa.dalam sub subnya kami kupas pokok pembahasan yaitu tentang :
1.Definisi                                                     2.ciri ciri Komunikasi Massa                                       
3.efek dan fungsi Komunikasi Massa          4.unsur unsur dalam Komunikasi        
5.karakteristik Komunikasi Massa               6.karakteristik Komunikasi Massa                                                           
BAB  II
PEMBAHASAN
A . Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.
Hakekat komunikasi menurut Effendi (1993 : 28) adalah proses pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakan adalah pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. Selanjutnya komunikasi diberi batasan sebagai penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, sedang pesan terdiri dari dua aspek, aspek pertama aspek isi berupa pikiran dan perasaan sedang aspek kedua yakni lambang berupa bahasa verbal dan non verbal.
Devito (1997 : 23) memberikan definisi komunikasi yang mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim da menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan  balik.
Massa : Suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualisme .  Dalam khazanah ilmu pengetahuan sosial kata massa mengandung makna positif dan negatif, positifnya (dalam tradisi sosialis) mengandung konotasi kekuatan dan solidaritas dikalangan para pekerja biasa. Kekuatan dan solidaritas dimunculkan untuk mencapai tujuan kolektif, dalam konteks kuantitas ‘gerakan massa’, ‘dukungan massa’, ‘aksi massa’ dan lain-lain. Makna negatifnya berasal dari pemakaian kata kerumunan atau mob, orang banyak, khususnya dalam pengertian sejumlah orang yang tak teratur dan cenderung anarkis.
Terlepas pada makna di atas, komunikasi massa dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produk massal yang terjangkau oleh khalayak dalam jumlah besar. Massa banyak dipakai para sosiolog khususnya berkaitan dengan khalayak media.
Massa mencakup beberapa unsur seperti khalayak radio, TV, dan sinema. Massa sangat besar, sering kali lebih besar dari kelompok, kerumunan dan publik. Anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal, heterogen dan berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, komposisi selalu berubah, tidak bertindak atas kehendak sendiri, tapi disetir untuk melakukan suatu tindakanKomunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).Komunikasi Massa secara sederhana dimaknai sebagai komunikasi menggunakan media massa, dan hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar.Pengertian Komunikasi Massa menurut Rakhmat : diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.Sifat Bentuk Komunikasi Massa : sebagai komunikasi yang umum, cepat dan selintas.
Unsur unsur penting dalam komunikasi masa adalah:
1.Komunikator
2.Media Massa
3.Informasi{pesan }
4.Gatekeeper[ penyeleksi .informasi
5.Halayak [publik]
6.Umpan balik pada awalnya Umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi maka komunikasi interaktif dapat di lakukan secara langsung melalui  media massa.

B . Ciri-ciri komunikasi massa

1.      Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2.      Komunikator memiliki keahlian tertentu
3.      Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4.      Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5.      Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6.      Ada pengaruh yang dikehendaki
7.      Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8.      Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat
Karakteristik Komunikasi Massa
Onong Uchyana Effendy menjelaskan Karakteristik Komunikasi Massa sebagai berikut :
1. Bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka bagi umum. Benda-benda tercetak, radio, film dan televisi apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup tidak dapat dikatakan komunikasi massa

2 . Bersifat heterogen
Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai stratifikasi masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis. Oleh karena itu, mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
3. Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontakdengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah.
4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi. Sifat non pribadi ini timbul disebabkan dari teknologi penyebaran yang masal dan sebagaian lagi disebabkan syarat-syarat bagi peran komunikator yang bersifat umum.
McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari segi:
1. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi formal, “sender”-nya seringkali  merupakan komunikator profesional.
2. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak; merupakan produk dan komoditi yang bernilai tukar.
3. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah, impersonal, bahkan mungkin selali sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
5. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima.
Karakteristik Media Massa:
1.      Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.
2.      Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3.      Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.

4.      Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.

5.      Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

C . Efek komunikasi masa

Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan.
Efek komunikasi masa terhadap individ
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1.      Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
2.      Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
3.      Efek penjadwalan kegiatan
4.      Efek penyaluran/ penghilang perasaan
5.      Efek perasaan terhadap jenis media
Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
1.      conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
2.      memperlancar atau malah mencegah perubahan
3.      memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
Efek komunikasi masa terhadap masyarakat dan kebudayaan
1.      Teori spiral keheningan oleh Noelle-Newmann
2.      Teori Penentuan Agenda oleh Combs dan Shaw

 D . Teori-teori komunikasi massa

1.      Hypodermic needle theory
2.      Cultivation theory
3.      Cultural imperalism theory
4.      Media equation theory
5.      Spiral silence theory
6.      Technological determinism theory
7.      Uses and gratification theory
8.      Agenda setting theory
9.      Media critical theory

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA (MT KOMASSA 2)

Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:

1. Informasi
 Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
   Menunjukkan hubungan kekuasaan.
   Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan
3.      Korelasi
  Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.
  Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
  Melakukan sosialisasi.
  Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
  Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3. Kesinambungan
  Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
   Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4.      Hiburan
  Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
  Meredakan ketegangan sosial.
5. Mobilisasi
• Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,  pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.
Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:
1. Informasi
  Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
  Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
  Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.
  Belajar, pendidikan diri sendiri.
  Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitas pribadi
  Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
  Menemukan model perilaku.
  Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
  Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial
  Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.
  Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
  Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.
  Memperoleh teman selain dari manusia.
  Membantu menjalankan peran sosial.
   Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluarga, teman, dan masyarakat.
4. Hiburan
  Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
  Bersantai.
  Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
  Mengisi waktu. Penyaluran emosi.
  Membangkitkan gairah seks.

Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut:
Kita ambil contoh pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media elektrolit maupun media cetak. Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi pengawasan sosial, seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai, menurut fungsi kaorelasi sosial, seharusnya dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat bawah, perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi nkorban adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan.
Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick, fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya mempunyai kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell, seperti definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya.
Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris: a. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat; dan b. fungsi komunikasi massa untuk individu.

Aktifitas Pokok Kom. Massa : (Harold Lasswell), fungsinya :

1. Pengawasan lingkungan

2. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
3.Transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya
4.Hiburan (ini tambahan dari Wright)
Semua urutan fungsi bertalian dengan : pemberian informasi, pemberian komentar atau intepretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi dan juga pembentukan konsensus, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat.
Bagaimana dengan tujuan media dalam masyarakat : (McQuail)
1. Fungsi media massa bagi masyarakat
a. Informasi
-  menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia
-  menunjukan huibungan kekuasaan
-  memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan
b. Korelasi
-  menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi
-  menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
-  melakukan sosialisasi
-  mengkoordinasi beberapa kegiatan
-  membentuk kesepakatan
-  menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif
c. Kesinambungan
-   mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (sub culture) serta perkembangan budaya baru
d. Hiburan
-   menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi
-   meredakan ketegangan sosial
e. Mobilisasi
-  mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadangkala juga bidang agama
Teori Pokok Sistem Komunikasi Massa :
1.             Soviet Communist, dimana media massa memperoleh mandat yang jelas dan eksplisit dari partai dan pemerintah sebagai tujuan pokok mereka. Media dipercaya utnuk membawakan teori dan kebijaksanaan komunis kepada massa, menekankan dukungan pada partai dan pemerintah, dan meningkatkan tingkat budaya masyarakat. Untuk mencapai ini partai dan pemerintah menggunkan kontrol yang keras.
2.             Libertarian, menekankan kebebasan media dari kontrol pemerintah, meskipun ada aturan, pembatasan dan tindakan pemerintah
3.             Social Responsbility, menekankan tanggung jawab moral dan sosial orang-orang atau lembaga yang menjalankan media massa, antara lain untuk memberikan informasi dan diskusi kepada publik tentang masalah-masalah sosial yang penting dan menghindari aktifitas yang merugikan masyarakat.
4.             Authoritarian, menekankan semua media bergantung kepada pemerintah. Pengekangan berbentuk metode dan sensor.
2. Fungsi media massa bagi individu

a. Informasi
-  mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, msayarakat dan dunia
-  mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
-   memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
-   belajar, pendidikan diri sendiri
-   memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
b. Identitas Pribadi
-   menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
-   menemukan model perilaku
-   mengidentifisikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
-   meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
c. Integrasi dan Interaksi Sosial
-   memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
-   menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
-   mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
-   memperoleh teman selain dari manusia
-   membantu menjalankan peran sosial
-  memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat
d. Hiburan
-   melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
-   bersantai
-   memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
mengisi waktu
-   penyaluran emosi dan membangkitkan gairah seks
F . MASYARAKAT MASSA
Konsep masyarakat massa menekankan pada ketergantungan timbal balik antar institusi yang memegang dan iontegrasi media terhadap sumber kekuasan sosial dan otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan pemegang kekuasaan ekonomi. Orang cenderung diberikan pandangan tertentu kedudukannya di dalam masyarakat, sarana untuk bersantai mengalihkan perhatian dari persoalannya.
            Teori masyarakat massa memberikan kedudukan yang terhormat pada media sebagai penggerak dan pengaman masyarakat massa. Teori ini juga mengunggulkan bahwa media menyuguhkan pandangan tentang dunia, semacam pengganti atau lingkungan semu (pseudo-environment) yang disatu pihak sebagai sarana yang ampuh untuk memanipulsi sesorang dan dilain pihak sebagai alat bantu ketenangan psikis dalam kondisi yang sulit.

MASYARAKAT INFORMASI

Masyarakat yang disebut sebagai tahap setelah era industrialisasi atau yang lazim disebut masyarkat “pasca indutrial’ dinamakan sebagai masyarakat informasi. tahap masyarakat tersebut memang telah berkali-kali digambarkan oleh para ahli yang berusaha menunjukan ciri-ciri penting dari tahapan kehidupan tersebut dengan memperlihatkan perbedaannya dengan tahap-tahap sebelumnya.
Masyarakat informasi menurut Rogers (1986) dirumuskan sebagai : suatu bangsa dimana mayoritas angkatan kerja adalah terdiri dari para pekerja informasi, dan dimana informasi merupakan elemen yang paling penting. Jadi masyarakat informasi mencerminkan suatu perubahan yang tajam dari masyarakat industrial dimana mayoritas tenaga kerja bekerja dalam pekerjaan manufakturing seperti perakitan mobil dan produksi baja, dan yang merupakan elemen kunci adalah energi. Kontras dengan itu, para pekerja individu pada masyarakat informasi adalah mereka yang aktivitas utamanya memproduksi, mengolah atau mendistribusikan informasi, dan memproduksi teknologi informasi.(Nasution, 1989 : 90)
            Informasi merupakan energi bahan yang berpola (patterned matterenergy) yang mempengaruhi probabilitas yang tersedia bagi seorang individu dalam pembuatan keputusan. Informasi tidak memiliki eksistensi fisik secara sendiri dan hanya dapat diekspresikan dalam bentuk material atau dalam bentuk energi seperti impuls atau gelombang elektrik. (Nasution, 1989 : 90)
Istilah Jahoka Shakai atau masyarakat informasi menunjukan sebuah kematangan yang dinyatakan bahwa kemakmuran dan kebuayaan pasca industri sangat bergantung pada teknologi-teknologi informasi (Ito, 1980). Masyarakat seperti ini dibedakan dari setiap tahapan evolusi masyarakat sebelumnya. Pada masyarakat seperti ini informasi sangat dihargai tinggi dan bahan mentah yang mendasari kegiatan kegiatan ekonomi, industri, dan perkembangan sosial(Tanaka, 1978) dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1, 1993.
Dasar karya untuk “masyarakat informasi” telah diletakan dengan baik pada awal tahun 1970-an, yang meningkatkan kepekaan kalangan bisnis, intelektual, dan masyarakat Jepang terhadap nilai  teknologi dan produk informasi sebagai jalan yang paling tepat untuk mengambangkan masa depan. (Jhon Bowes, dalam Jurnal Komunikasi Vol.1, 1993)

TEKNOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dalam menghadapi kemajuan teknologi komunikasi ini, melalui banyak forum dan media, telah dikemukakan berbagai pandangan para ahli, ada yang menyambut perkembangan dengan penuh antusias tanpa reserve ada yang menerimanya seraya berhati-hati terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbukannya.
Menurut Majid Tehranian (1982) dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan yakni; kekuatan teknologis, sosio-ekonomi, dan politik yang mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu, bahkan suatu pandangan yang cukup realistik pun harus mempertimbangkannya, yaitu :
1. Eksplosi teknologis yang bergerak cepat di lapangan komunikasi, dimana revolusi dalam bidang satelit komunikasi dan teknik mikroprosessor mencerminkan dua ilustrasi yang paling dramatis, yang mempunyai komunikasi dunia yang universal, dan disesuaikan dengan keperluan pribadi atau personalized (Dordick et al,1981).
Konvergensi dari enam teknologi yang masing-masing berkembang secara agak terpisah yakni: percetakan, penyiaran, telekomunikasi titik ke titik (point to point communication), komputer, satelit, dan mikroprosessor menjadi suatu revolusi teknologi yang telah dicirikan sebagai revolusi industri kedua.
2. Di pihak lain, perangkat kekuatan kedua telah dibentuk oleh dorongan demokratisasi dari suatu proses revolusioner sedunia yang bermula dari dikenalnya media massa.
3. Sementara media telah berfungsi sebagai saluran baik begi berlangsungnya konflik ideologis sekaligus pembangkit konsensus sedunia, krisis dimensi sedunia juga telah menyubangkan bagi tumbuhnya suatu “suku baru” (new tribe) warga negara dan organisasi dunia yang melintasi batas-batas dan kesetiaan nasional. (Nasution, 1989 : 7)
Jussawalla (1982) dalam analisanya mengenai aspek ekonomis dari perkembangan teknologi komunikasi di abad ini, menilai bahwa masyarakat modern saat ini sedang menempuh periode yang paling mengasyikan (exciting) dalam sejarah kehidupannya, karena mengalami perubahan teknologi yang besar dan cepa, yang memberikan komunikasi secara seketika (instant). Dengan adanya persambungan (interface) antara satelit dengan komputer, dan menyebarnya telematique, maka negara-negara di seluruh dunia akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi mereka yang ditentukan oleh dan tergantung pada investasi yang dilakukan di bidang teknologi komunikasi yang inovatif. Dalam 50 tahun ini, peralatan pokok dalam industri manufacturing dianggap sebgai conditio sine qua non pembangunan ekonomi, begitu pula pada 50 tahun mendatang, maka perangkat keras dan lunak telekomunikasi akan merupakan penyumbang utama (mayor share) bagi pertumbuhan pendapatan nasional. karena itu, di masa depan akses yang merata kepada informasi merupakan masalah yang sama bermaknanya dengan pemerataan pendapatan yang merata untuk masa kini(Nasution, 1989: 7).





BAB III
PENUTUP

Dari apa yang telah di tuturkan di atas maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Komunikasi Massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berungsi di masyarakat yang memiliki dua aspek yaitu : fungsi nyata sesuai apa yang di inginkan dan fungsi tidak nyata yang tidak di inginkan .sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat memiliki efek fungsionl dan disfungsional

Begitu pula dengan fungsi komunikasi media masa  sebagai aktivitas sosial masyarakat .sebenarnya komunikasi masa bisa kita  artikan dalam dua cara yaitu
1.  Komunikasi oleh media.
2.  Komunikasi untuk massa.
Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.
sehingga media masa bisa kita fungsikan untuk beberapa hal antara lain untuk ;
a. Informasi
b. Kesinambungan
c . Hiburan
d . Mobilisasi dll
1.         Soekanto, Soerjono. Pengantar sosiologi. Gramedia. Jakarta.
2.         Idem. Memperkenalkan sosiologi. CV Rajawali press. Jakarta.
3.         Jonhson, Doyle Paul. Teori sosiologi klasik dan modern. Jilid 2. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta
4.         Effendy, Onong U. Dinamika komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung.
5.         Idem. Komunikasi dalam teori dan praktik. Remaja rosdakarya. Bandung.
6.         Idem. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung.
7.         Lauer, Robert H. Perspektif tentang perubahan sosial. Bina aksara. Jakarta.
8.         McQuail, Denis. Teori komunikasi massa. Erlangga. Jakarta.
9.         Wright, Charles R. Sosiologi komunikasi massa. Remaja rosdakarya. Bandung
10.     Susanto, Phil Astrid. Komunikasi dalam teori dan praktik. Jilid 1. Bina cipta. Jakarta.
11.     Rahmat, Jalaluddin. Psikologi komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar